Kamis, 22 Juli 2010

PostHeaderIcon AGAR TIDAK LAGI TERLEPAS

Beberapa hari lalu saya di contact via YM dengan salah satu pembaca blog ini. Dan malam kemarin saya menerima pemberitahuan baru di email saya terkait seseorang yang bertanya pada saya melalui kolom formspring.me.

Keduanya pada intinya membicarakan masalah yang sama soal bagaimana mempertahankan niat berkerudung kita. 
pesan yang saya terima di formspring.me adalah ini :

ka ninda.. salam kenal.aku yasmin. ^^ aku mau tanya boleh kan? gimana ya ka caranya biar niat kita pake jilbab itu ga setengah-setengah?aku takutnya mogok di tengah jalan dan melepas jilbab lagi. makasih ka. blognya menginspirasi..^^

Untuk adek Yasmin, yang sayang sekali ngga meninggalkan link untuk saya kunjungi balik dan adek Gita posting ini dibuat.
Saya lahir di keluarga yang 'sangat Jawa' atau seperti yang kita biasanya mendeskripsikannya dengan 'orang kebanyakan' atau 'Islam abangan'. Tidak cukup begitu, keluarga besar saya juga tidak hanya muslim, ada yang memeluk agama lain juga. Tapi saya senang sekali karena selama ini toleransi di keluarga kami sangat besar. Dengan ini bisa dibilang, saya bangga :) mestinya kehidupan memang seperti ini kan, semua umat beragama hidup berdampingan, bisa dibayangkan begitu indahnya..

Segi kurang menguntungkannya, saya kurang mendapatkan nasihat atau wejangan bagaimana berakhlak sesuai dengan tuntunan agama. Saya hanya mendapatkan ajaran perilaku baik yang umum dilakukan banyak orang. Dan ini dipandang dari segi sosial saja. Maka saya mendapatkan wejangan itu hanya dari guru mengaji saya.

Pada saat saya duduk di SMA, saya berpenampilan cowok.. saya ikut bela diri, baju saya semuanya mirip cowok, memakai ransel beremblem lambang-lambang TNI dan saya suka olahraga sejenis berenang, push-up dan sejenis itu. Namun saya juga mengikuti kajian putri setiap hari Jum'at sepulang sekolah. Ini terus terang mampu mempengaruhi saya untuk ingin berkerudung, berhijab, berjilbab. Beberapa hari kemudian saya meminta izin kepada Mama saya untuk berkerudung. 

Dan seperti umumnya orang kebanyakan yang kita tahu pemahamannya soal pentingnya berkerudung masih kurang, iya beliau belum mengizinkan saya. Dan kekhawatirannya pun juga macam-macam.. nanti saya begini nanti saya begitu. Aduh... memang dengan mengenakan kerudung dengan mengabaikkan larangan orang tua itu bukan perbuatan yang durhaka. Tapi toh saya tetap ngga ingin Mama saya sedih karena saya ngga bisa dibilangi. Jadi saya meneruskan cita-cita saya sebelumnya, yang sudah dipupuk tante saya sejak kecil : Masuk Akademi Kepolisian :) dalam pandangan saya waktu itu mereka keren sekali. Berhubung saya juga suka menulis maka cita-cita saya : jadi Kapolsek yang penulis :) hehe

Tapi cita-cita saya yang gagal dengan suatu sebab, entah umur yang terlalu muda ketika lulus SMA atau memang jalan hidup saya ngga ada di jalan itu maka saya dengan jalur SPMB yang gila-gilaan terdampar di Universitas Negeri yang mengambil nama salah satu raja besar sebagai namanya pada tahun 2007. 

Mungkin karena lingkungan mahasiswi jurusan saya atau bagaimana niat berkerudung itu juga agaknya memupus. (iya di jurusan saya mahasiswi-mahasiswinya memang berpenampilan modis ala wanita di iklan-iklan TV atau majalah atau TV, bahkan ketika saya memutuskan untuk berkerudung panjang.. saya satu-satunya mahasiswi di angkatan 2007 jurusan saya yang berkerudung panjang).

Mohon maafkan kalau kalimat barusan mungkin menurut anda mengandung kesombongan. Saya mengerti kok bahwa kekurangan seorang hambaNya adalah cobaan bagi hambaNya yang lain. Maka bukan lantas karena kerudung saya panjang saya merasa paling baik. Cuma Tuhan yang pantas menilai ibadah hambaNya kan? Maka kalaupun ada rasa seperti itu, semoga saya selalu bisa menepisnya dan mendapat pengampunan atas kesombongan saya.

Keinginan berkerudung itu kembali muncul saat berbagai cobaan besar menghantam saya dalam satu waktu. Saya sempat depresi dan dalam do'a saya saya bertanya sendiri : ALLAH, saya harus ngapain ya? Paling ngga untuk keadaan jiwa saya lebih tenang. Agar saya lebih mantap menjalani hidup. Ngga lama, beberapa saat kemudian keinginan itu muncul.

Mungkin do'a seperti halnya GPS, menunjukkan kita arah yang benar..

Dan buat adek Yasmin yang ragu.. pokoknya pakai dulu dek, maka segala hal yang baik akan mengikuti setelahnya.. Kalau kita pengin mendekatkan diri kepada ALLAH dengan menutup aurat, berkerudung.. perlakukan niat itu sebagaimana kita berniat mendekatkan diri kepada kekasih kita atau orang yang kita cintai. Kita ingin cantik di mataNya kan? Sementara kita tahu bagaimana kriteria seorang wanita terlihat cantik menurut Dia.

Faktor yang membuat saya geli sekaligus bingung adalah salah seorang adek yang membaca blog ini dan menghubungi saya langsung lewat pesan instan adalah kemungkinan untuk tidak bisa lagi memakai baju yang lucu-lucu atau kecilnya kesempatan mendapatkan pasangan hidup. Karena begini ya adik-adik manis... kita tetap bisa memakai baju-baju yang diinginkan, hanya bagaimana cara kita saja untuk mengkombinasikan aturan dan garis batas yang ada dengan mode yang diinginkan.. iya kan :) Nah soal jodoh yang ngatur siapa sih? Iya yang menciptakan kita tuh yang ngatur.. Jadi percaya saja akan janjiNya ya..
Sementara itu bukankah kita semua ingin mendapatkan jodoh yang baik? Bagaimana caranya mendapatkan jodoh yang baik itu..? Ya dengan memperbaiki diri kita sebaik-baiknya. Karena laki-laki yang baik hanya diperuntukkan untuk wanita yang baik. Lagi-laki yang baik juga akan lebih tertarik pada wanita yang baik dan berpakaian yang menghargai dirinya kan ketimbang yang mamerin badannya kemana-mana :)

Iya, setelah kita berkerudung (dengan sungguh-sungguh tentunya bukan dengan asal-asalan, yaitu menutupkan kain kerudung sampai ke dada dan memakai baju yang longgar serita menutup bagian-bagian tubuh yang termasuk dalam aurat yang harus ditutup) maka ibadah-ibadah lain akan menyusul masuk dalam hidup kita. Dan keindahan beribadah itu akan membuat kita semakin ingin mendekat dan mendekat kepadaNya. 

MenjumpaiNya dalam sholat-sholat sunnah, menahan diri dalam puasa sunnah.. Setelah demikian, akankah ada keinginan untuk kembali mempertontonkan segala keindahan kita kepada banyak orang? Akankah muncul rasa untuk kembali mengurai rambut indah kita, lengan mulus kita dan berbagai macam hal yang mengundang decak kagum?

Saya pikir TIDAK :) Jadi mulai saja, dengan sungguh-sungguh.. sambil lebih banyak berbicara padaNya disetiap do'a kita. Percayalah langkah itu akan berhasil membimbing kita pada jalan-jalan yang lebih baik karena bukan berarti langkah kita yang sebelumnya buruk ya :)

Semoga ini bisa menjawab pertanyaan kalian ya :)

sumber gambar dan tulisan : http://nindalicious.blogspot.com

Stumble This Add To Del.icio.us Digg This Add To Reddit Add To Facebook Add To Yahoo

0 komentar: